Senin, 24 Oktober 2016

Review: How Facebook Change the World: The Arab Spring


Hola hola holaaaaaaaa....
 kali ini review film.. yuhuuu.. film  yang berjudul How Facebook Change the World: The Arab Spring merupakan film dokumenter  yang di produksi oleh BBC, dimana film tersebut menceritakan tentang kronologi terjadinya Arab Spring di Timur Tengah, dimana gerakan sosial transnasional tersebut merupakan sebutan untuk demonstrasi yang protes terhadap turunnya berbagai diktator yang berkuasa dan munculnya demokratisasi di negara-negara kawasan Timur Tengah.

 Berawal dari adanya konflik yang terjadi antara Mohamed Bouazizi dengan seorang petugas resmi di kota Sidi Bouzid, Tunisia, dimana Mohamed Bouazizi tidak dapat membayar pungutan yang ditarik oleh seorang petugas untuk mendapatkan izin membuka stan buahnya, karena tidak mampu membayar, akhirnya Mohamed Bouazizi dipermalukan dan menjadi korban kekerasan fisik yang dilakukan oleh petugas tersebut, setelah mendapat perlakuan tidak pantas sebagai warga,Mohamed Bouazizi berusaha untuk melaporkan tindakan tersebut ke kantor pemerintah yang ada di kotanya. Namun, usahanya tidak digubris oleh pemerintah karena adanya suatu opresi sistematis yang dilakukan oleh pemerintah terhadap masyarakat – masyarakat kecil seperti dia, hal tersebut membuat Mohamed Bouazizi membakar diri di depan kantor pemerintah daerah Sidi Bouzid disebabkan oleh tindakan pemerintah yang menghiraukan dia. Hal tersebut ia lakukan karena hanya dari stan buah tersebut dia memenuhi kebutuhan keluarganya, sehingga ia bertekad untuk membakar diri agar suaranya didengar oleh pemerintah. Kejadian inilah yang menjadi pemicu awal dari protest dan demonstrasi yang berhasil menjatuhkan presiden Zine El Abidine Ben Ali dari posisinya dan juga fenomena yang sekarang kita kenal dengan sebutan Arab Spring.



 Sosial media sebagai alat komunikasi dunia maya selain memiliki fungsi utama yaitu komunikasi di dunia maya namun juga sebagai kegunaan strategis dalam menyampaikan aspirasi, dimana pasca kejadian Mohamed Bouazizi yang membakar diri sebagai aksi protesnya terhadap pemerintah, namun  pemerintah bertekad untuk mencegah massa orang membentuk sebuah aksi demonstrasi di Tunisia. Namun, para aktivis yang terlibat mengerti bagaimana menggunakan sosial media dengan tepat untuk memperjuangkan harapan yang mereka inginkan. Facebook merupakan media sosial yang berhasil membantu  gerakan sosial transnasional tersebut dengan mayoritas pendukungnya berasal dari Facebook, selain itu adanya dukungan internet  memberikan akses kepada aktivis dan masyarakat untuk menyebarkan isu-isu domestik yang menarik agar mendapat dukungan dari wilayah domestik maupun internasional, hal tersebut menyebabkan dengan berkembangnya teknologi dan era globalisasi turunnya kedaulatan sebuah negara, baik dari Internet maupun media sosial.

Gerakan Sosial Perlindungan Hewan


Hola, kali ini aku akan membahas mengenai gerakan sosial, dimana gerakan sosial yang aku inginkan mengenai perlindungan binatang, baik binatang langka (gajah, harimau, monyet dan lain sebagainya) maupun binatang tidak langka seperti hewan peliharaan (Kucing, Anjing, dan hewab peliharaan lainnya)  karena belakangan ini banyak berita-berita yang membicarakan binatang yang tak berdosa diperlakukan tidak baik oleh manusia, seperti disiksa, diburu, diperjual belikan secara illegal, tidak hanya itu... habitat yang mereka tinggal juga ikut dalam kerakusan manusia yang mementingkan keuntungan saja,  padahal seekor binatang memiliki hak atas kehidupannya di dunia.

Di Indonesia sendiri, sudah ada undang-undang mengenai binatang, namun masih ada oknum jahat yang melakukan penyiksaan, perburuan liar, jual beli binatang secara ilegal. Maka dari itu aku ingin menjadi seorang aktivis pecinta binatang untuk mencegah tindakan manusia yang memperlakukan binatang dengan seenaknya, dan hanya mementingkan keuntungan semata agar terciptanya keharmonisan antar mahkluk hidup. 

REVIEW : BATTLE IN SEATTLE



Battle in Seattle (Redwood Palms Pictures) merupakan film berdasarkan kisah nyata yang menceritakan tentang aksi demonstrasi di Seattle pada  tahun 1998, dimana aksi demonstrasi tersebut bertujuan untuk menolak adanya WTO ( World Trade Organization ) ditunjukkan saat itu di kota Seattle mendapat kesempatan sebagai tuan rumah pertemuan rutin WTO , diawali dengan pemasangan spanduk bertuliskan "Democracy", dari situ jelas sekali sikap para LSM di Seattle yang tidak mau mendukung konferensi WTO, Mereka beranggapan bahwa konferensi WTO hanya membahas tentang masalah profit, dan bukan tentang bagaimana mengatasi permasalahan kemanusiaan.  karena WTO dianggap menyebabkan ketakutan bagi masyarakat dunia, segala sesuatu dikuasai oleh perusahan-perusahan besar dan negara yang berkuasa. Menurut penulis film Battle in Seattle menceritakan tentang sebuah gerakan sosial yang awalnya hanya beberapa orang namun dengan mengangkat isu ancaman dari WTO (World Trade Organization) terhadap masyarakat, sehingga anggota dari gerakan sosial tersebut bertambah dan memiliki kekuatan untuk merubah keadaan yang pada saat itu kacau menjadi aman dan sesuai dengan keinginan masyarakat.

Tahun 1999 tepatnya bulan November akhir adalah peristiwa yang menyedot mata dunia tentang bagaimana sekitar 10 ribu manusia gabungan advokasi konsumen, pencinta lingkungan, pecinta binatang, organisasi buruh, mahasiswa dan tentu saja tak ketinggalan kaum anarkis membuat polisi kewalahan dan berhasil menunda pembukaan sidang WTO di bioskop Paramount. Tidak hanya pada saat pembukaan saja, tetapi demo tersebut juga berkelanjutan hingga 5 hari berturut-turut. Demo yang pada awalnya berjalan dengan aksi damai berubah menjadi anarkis, ketika sekelompok perusuh anarki mulai merusak gedung-gedung di sepanjang jalan Seattle yang menyebabkan aparat membalas tindakan para pendemo yang non-anarki karena dikira semua demo adalah demo anarki.

 Dalam film tersebut juga dikisahkan sebuah drama tentang seorang istri polisi yang sedang hamil 5 bulan, dan tiba-tiba dia menjadi membenci polisi termasuk suaminya. Ini disebabkan karena pada saat dia pulang kerja, ditengah jalan dia bertemu rombongan pendemo yang sedang dihalau oleh polisi dengan cara dipukuli. Dan pasti sudah bisa ditebak, bahwa istri polisi tersebut terkena pukulan di perutnya yang secara langsung mambuat dirinya mengalami keguguran. Melihat dia keguguran, kontan saja dia langsung beranggapan bahwa semua polisi, termasuk suaminya bukan melindungi, melainkan menyerang warga kota. Ironis memang, dikala istri seorang polisi menjadi korban polisi. Yang lebih parah, adalah suaminya tersebut melampiaskan kekesalanya pada seorang demonstran dan memukulinya sampai babak belur. Namun pada akhirnya istri polisi tersebut memaafkan dan mau mengerti tugas polisi yang serba salah dalam kondisi tersebut, salah jika diam, dan salah juga jika harus bertindak dengan kekerasan. selain itu, ada seorang jurnalis yang ditugaskan untuk meliput wawancara Bill Clinton, malah membuat siaran langsung bagaimana keadaan para pendemo yang sedang dipukuli oleh para aparat. Padahal senator setempat memerintahkan untuk tidak bertindak secara brutal. Tentu saja pihak pengelola TV milik wartawan tersebut marah dan memutuskan siaran langsung tersebut. Nah dilain pihak ternyata wartawan tersebut malah ditangkap oleh polisi karena dikira salah satu pendemo juga. Otomatis wartawan tersebut mendekam dipenjarabersama dengan para pendemo yang berhasil ditangkap karena disangka para provokatornya. 

Ending dari film ini adalah demontrasi yang berlangsung selama 5 hari penuh itu merupakan bentuk pembicaraan menyangkut pemberlakukan perdagangan bebas atas sejumlah komoditi termasuk sektor kesehatan yang membuat mahalnya obat-obatan. Selain itu, pesan dari film ini adalah meskipun terdapat kekuatan hegemonik dan korporasi multinasional di suatu kota namun tetap ada masyarakat sipil apabila ada kesalahan dalam menggunakan kekuaan hegemoniknya.

Senin, 19 Agustus 2013

HOLA THIS IS MY FIRST POST! (INTRODUCE)

Hola, perkenalkan namaku Brillian Agung Laksana atau biasa dipanggil  lolmbril, saya lahir di Denpasar, Bali, sekarang saya tinggal di Kota Malang, saat ini aku menjadi salah satu mahasiswa di universitas ternama di Kota Malang, saya mengambil jurusan Hubungan Internasional, Di blog ini akan berisikan mengenai hal-hal terkait dengan jurusan kuliah yang aku minati dan sepahaman aku, mengapa blog ini aku namakan "easy fat, easy flat" yang pertama "easy" artinya adalah mudah, mudah dalam mencari segala macam ilmu didunia fana nan indah ini namun terkadang kita hidup menjadi "fat" dimana arti fat dari kata bahasa inggris merupakan gendut yang  klo aku ibaratkan gendut ketika kita memiliki ilmu yang bermanfaat namun dalam menggunakan ilmu tersebut tidak mengerti harus digunakan apa, sehingga dalam menjalankan hidup akan menjadi "flat" (hahaha) jadi hidup itu perlu adanya sebuah ilmu namun perlu cerdas dalam pemanfaat ilmu tersebut agar hidup tidak "flat" so, easy fat, easy flat aku ngomong apa ya? wkwkwkwk -_-
okedeh,  apabila ada salah dalam penulisan mohon dimaafkan, semoga bermanfaat.
TERIMA KASIH...:3

this is me...
lolmbril